apa ini ?
Kupandangi bahu itu.
Masih sama, tempat ku selama ini menuangkan tangisan yang orang lain bahkan
kamu sendiri lukiskan untukku. Manic mataku turun kearah punggung itu. Masih
sama juga, tempat kuberpegangan, tempat ku memeluk mu dengan rasa gemas ataupun
lemas. Tak ayal kucari lagi kesalahannya, kudapati pergelangan tanganmu. Masih
tetap sama, tempat aku menautkan segala resah, kisah maupun salah.
Kalau semua masih sama
seperti dulu, lalu apa yang telah berubah sekarang ?
Cinta kita kah ? aku
benar-benar tak berani menjawabnya.
Sayang kita kah ?
bahkan kita sudah berjalan 712 hari lebih bersama.
Waktu kah ? ah, waktu
memang selalu berubah benar kan ?
Aku sampai sekarang
masih sering merenung dan bertanya. Apa kamu menggunakan hati saat akan melukai
? apa kamu mengingatku terlebih dulu saat akan kembali ke masa lalu ? apa kamu
sadar saat kau mencari tempat lain untuk bersandar ? apa kamu telah yakin saat
akan menawarkan diri kepada hati lain ?
Dan kau selalu akan
menjawab, aku hanya bercanda dengan mereka.
Lalu apakah aku akan
menganggap semua sebagai lelucon saat kamu memanggil sayang kepada wanita lain
? menganggap lelucon saat kamu menawarkan sebuah pelukan hangat agar dia merasa
terlindungi sedang aku tersayat ? menganggap lelucon saat kamu membela wanita
lain sedang aku terluka ?
Setia tak sebercanda
itu sayang. Aku juga punya perasaan, apa kau pikir aku binatang hanya bisa
diperintah tanpa membantah ? apa kau pikir aku binatang hanya bisa termangu
dengan dungu ? Tidak.
Balas dendam ?
selingkuh juga ? ah, tidak aku tak semurah itu. Aku belajar dari seorang wanita
yang pernah kukhianati tapi dia tetap membantuku berdiri. Aku belajar dari
wanita yang kudorong jatuh tapi dia juga yang memapahku untuk bangkit.
Aku belajar bahwa “ hal
yang paling menyakitkan bukan rasa dikhianati tapi rasa menyesal karena telah
mengkhianati “.
Komentar
Posting Komentar