26 Desember 2015 H-1
Kepercayaan hanya
dibangun sekali, kamu tahu itu.
Setalah kamu tahu,
kenapa malah kamu menghancurkannya lebih dari sekali ?
Kamu tahu kan bahwa aku
tetap berdiri lagi walaupun sudah tersandung segala kesalahan darimu, tetapi
kenapa kau tetap hanya diam menatapku seolah aku wanita kuat yang akan berdiri
lagi, mengusap luka lagi, tersenyum lagi, lalu meneruskan perjalanan lagi tanpa
mempermasalahkan yang tejadi dibelakang.
Ah, kamu harusnya tahu
aku tak sekuat itu.
Lebih dari sekali kamu
mempertanyakan dan mempertimbangkan wanita lain yang dapat lebih
membahagiakanmu atau bahkan dapat menggantikan tempat ku dihidupmu. Sayang,
saat kau mempertimbangkan mereka kumohon lekas pilihlah, jangan ingin memilih,
batal memilih lalu meminta maaf kembali lagi kepadaku. Kamu bahkan tahu
rangkaian itu akan sangat menyakitkan untukku.
Dulu aku sempat pernah
berpikir. Trauma ku tentang pernikahan akan secepatnya sembuh jika aku berakhir
denganmu. Pasti membahagiakan mempunyai keluarga kecil dengan pimpinan darimu,
membahagiakan mendengar tangisan bayi dari kamar kita, membahagiakan melihat
ada wajah mungil dengan mata sipit dariku, hidung mancung darimu dan juga
kekeraskepalaan yang sama denganku, tapi tingkat kerapian yang sama tingginya
denganmu.
Dulu aku memimpikan hal
sekecil itu, bahkan untuk mewujudkan mimpiku aku mengkhianati Tuhanku agar bisa
sama dengan kepercayaanmu. Sayangnya aku terlalu mencintai waktu itu. Bukan,
bukan aku ingin tak mencintaimu lagi, tapi kau sendirilah yang membuat setiap
tetes airmataku membawa setiap tetes cinta mengalir keluar.
Sayangnya sekarang aku
kembali tak percaya dengan apa itu pernikahan, bahkan lebih parah. Aku tak
membayangkan dipimpin seorang lelaki yang jika melihat gadis lain akan
membandingkannya denganku. Aku tak membayangkan menyiapkan makanan untuk lelaki
yang membalas chat gadis lain. Aku tak membayangkan hidup seranjang dengan
lelaki yang masih tak puas dengan keadaanku.
Maaf sayang. Tapi
harusnya kamu sadar trauma ini bukan hanya karena ayahku tetapi juga karenamu.
Komentar
Posting Komentar